Monday, October 15, 2007

Seputar Kontroversi Neutering & Spaying


Saya pernah terlibat diskusi yang panjang dengan teman-teman penyayang kucing tentang pentingnya neutering/spaying pada binatang peliharaan khususnya kucing. Sepertinya di Luar Negeri kesadaran untuk melakukan neutering dan spaying terhadap unwanted cats sudah dipromosikan sejak 20 an tahun yang lalu seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat penyayang kucing terhadap bahaya overpopulasi terutama bagi kesejahteraan binatang tersebut dan keturunannya. Akan tetapi di negara kita tercinta ini tumbuhnya kesadaran tersebut masih belum merata selain juga terbentur pada kondisi pola pikir masyarakat serta manusianya sendiri yang masih jauh dari taraf sejahtera, sehingga membicarakan tentang kesejahteraan binatang peliharaan sepertinya masih seperti bermimpi.

Istilah neuter diartikan sebagai pembuangan semua atau sebagian besar organ reproduksi. Meskipun kata neuter bersifat umum, bisa untuk jantan & betina, dalam penggunaannya neuter lebih sering merujuk ke hewan jantan, sedangkan spay lebih sering digunakan untuk hewan betina. Dipandang dari sisi medis, sebenarnya lebih banyak efek positif dibanding efek negatif yang diakibatkan oleh proses sterilisasi ini.

Efek Positif antara lain:
  • Neutering/spaying menghindarkan kucing dari resiko kehamilan yang tak dikehendaki, dimana kita tahu bahwa setiap proses kehamilan dan kelahiran bisa membahayakan kondisi ibu maupun bayinya. Terlebih bila kelahiran ini tidak dikehendaki, maka ada resiko besar terhadap masa depan kehidupan anak2 yang dilahirkan.
  • Neutering/spaying membuat kucing jadi lebih tenang dan kalem, terutama pada kucing jantan dimana agresivitas kadang disebabkan oleh pengaruh hormonal. Hal yang sering dikeluhkan oleh pemilik kucing yang suka spraying juga bisa dikurangi dengan sterilisasi ini.
  • Neutering/spaying membuat kucing terhindar dari resiko penyakit yang menyerang organ2 reproduksi seperti testicular cancer pada kucing jantan, serta tumbuhnya kista pada ovarium dan uterine infection pada kucing betina.

Efek negatif dari sterilisasi yang sering kita temukan hanyalah resiko obesitas (kelebihan berat badan) yang sebenarnya bisa kita atur dengan memberikan makanan dan pola makan yang tepat.

Di negara kita, keraguan atau penolakan terhadap aktivitas sterilisasi ini lebih banyak karena pemahaman yang keliru atau kondisi sosial yang akan saya bahas dalam point-point berikut:

  1. Ketidaktegaan pemilik melihat binatang kesayangannya dioperasi. Ini adalah hal yang 100% wajar dan dialami oleh setiap orang yang melakukan aktifitas ini pada pertama kali. Sebagai orang yang mempunyai rasa sayang dan ikatan batin dengan binatang peliharaannya pastilah tidak tega melihat mereka di meja operasi dan mengalami rasa sakit pasca operasi. Tapi dengan pengetahuan dan pemahaman bahwa ini adalah hal yang sifatnya temporer dan keyakinan bahwa inilah yang terbaik bagi mereka, lambat laun mereka akan bisa mengatasi kekhawatirannya dan setelah sekian kali, mereka akan terbiasa.
  2. Pandangan bahwa sterilisasi adalah kekejaman dan bahwa setiap makhluk hidup berhak untuk berkembang biak. Saya pribadi menganggap pandangan ini adalah suatu kesalahan dan terlalu berlebihan. Orang yang mempunyai pandangan ini sering manyamakan binatang dengan manusia dimana kita bisa buktikan bahwa ada perbedaan yang mendasar antara aktivitas seksual manusia dengan binatang. Pertama, binatang melakukan aktivitas seksual didorong oleh naluri dan kerja hormon reproduksi dalam tubuh mereka. Dalam hal ini binatang "tidak" melakukan aktivitas seksual berdasarkan kesenangan pribadi, untuk rekreasi, atau bahkan profesi!! Kedua, manusia sebagai makhluk berakal bisa mengendalikan populasinya sendiri dengan berbagai cara dan alat agar aktifitas seksualnya tidak menghasilkan anak yang "tidak diinginkan". Ketiga, kucing juga bisa dibuktikan tidak termasuk golongan makhluk kekeluargaan, hal ini dengan mudah bisa dibuktikan bahwa kucing yang sudah dewasa tidak lagi peduli/mengenal ibu bapaknya dan demikian juga perlakuan kucing betina terhadap anaknya yang sudah dewasa. Lalu untuk menjawab pendapat bahwa setiap makhluk bebas berkembang biak, hal ini bisa dibenarkan apabila diterapkan pada binatang yang mampu menghidupi dirinya sendiri di alam liar seperti harimau, singa dan kucing hutan. Justru kita wajib melestarikan keberadaan mereka dan lingkungan hidup mereka supaya berkembang secara alami. Untuk binatang ternak yang bisa diternakkan seperti ayam, kambing, dan sapi kita juga tidak bakal menemukan masalah overpopulasi karena kita membalancing dengan mengkonsumsi mereka. Sedangkan untuk kucing dan binatang peliharaan yang jelas2 bukan binatang liar yang bisa hidup di alam bebas tanpa campur tangan dan bantuan manusia dan juga bukan komoditas "konsumsi" manusia, maka manusia wajib ikut campur tangan dalam perkembangan populasinya. Hal ini justru menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab kita sebagai makhluk dengan derajat yang lebih tinggi terhadap lingkungan kita dan makhluk hidup lainnya!!
  3. Selama masih ada yang mau mengadopsi / menampung / membeli maka kucing tidak perlu disterilisasi. Pendapat ini seringkali diajukan oleh para penjual kucing ras yang sebenarnya hanyalah menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap efek over populasi dan kesejahteraan kucing mereka dan keturunannya. Rasanya adalah hal yang tabu kalau diomongkan bahwa mereka tidak mau mensterilisasi karena takut rugi... Tapi itulah kenyataannya!!! Secara logika apabila pendapat ini diikuti, maka mereka akan melakukan sterilisasi hanya kalau kucing sudah tidak laku lagi atau kalau ada permintaan dari pembeli. Dalam hal ini mungkin overpopulasi kucing ras juga sudah terjadi!! Dalam kasus ekstrim dimana mereka memang bukan penyayang binatang, euthanasia mungkin dijadikan sebagai pilihan untuk menyelesaikan masalahnya.
  4. Sterilisasi masih menjadi barang yang mahal terutama bagi mereka yang hanya sanggup menyayangi kucing lokal. Hal ini berkaitan dengan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia yang terbilang rendah dan dibandingkan dengan harga obat-obatan yang sebagian besar masih import dan fee veterinarian yang juga mahal. Untuk mengatasi hal ini diperlukan kerjasama dan usaha bahu membahu antara semua penyayang binatang dari berbagai kalangan (terutama juga dari kalangan veterinarian) untuk bisa mewujudkan pengurangan jumlah kucing terlantar dan tersia2 di Indonesia. Semoga suatu hari bisa terwujud!!

Wednesday, October 10, 2007

Genetika dan Pola Warna Bag 4 (Siamese, Burmese & Albino)


Kita sering melihat kucing dengan warna point yang paling banyak kita temukan pada kucing jenis siamese dan keturunannya. Warna colour point ini sebenarnya diakibatkan oleh kerja salah satu anggota kelompok gen C (full colour) yang terdiri dari Gen C, cs, cb, ca, dan c.

  • Secara umum bisa dikatakan bahwa gen C adalah gen yang menentukan apakah warna kucing berpola penuh (without point). Dan seperti yang saya jelaskan di awal tulisan tentang genetika, setiap kode genetika yang ditulis dengan huruf besar adalah dominant terhadap yang lain. Atau dengan kata lain gen colour point adalah gen yang recessive.
  • Gen cs adalah gen recessive yang membentuk pola colour point seperti pada kucing siamese.
  • Gen cb adalah gen recessive yang membentuk pola colour point seperti pada kucing ras Burmese.
  • Gen ca adalah gen recessive yang membuat kucing tidak memiliki pigmentasi warna (albino). Kucing dengan gen ca ini akan berwarna putih (albino) dengan warna mata light blue.
  • Gen c adalah gen recessive yang membuat kucing kehilangan pigmentasi warna termasuk pada warna mata. Kucing albino dengan gen ini akan mempunyai warna mata pink.

Dari level dominasinya, gen C adalah yang paling dominan diikuti oleh gen cs dan cb yang setara, lalu gen ca, dan terakhir adalah gen c. Gen cs dan cb disebut juga co-dominance genes dimana kombinasi antara cs dan cb akan membentuk pola warna yang baru seperti pada ras Tonkinese.

Gen cs adalah "temperature sensitive mutations", dimana dalam perkembangannya kucing dengan warna colour point sangat dipengaruhi dengan suhu sekitarnya. Kucing colour point yang baru lahir pada umumnya akan berwarna putih, dan warna gelap terutama akan muncul pada bagian2 dimana suhu tubuh lebih rendah (hidung, kaki, dan ekor). Dan semakin gelap warna yang dibawa akan semakin tidak sensitif terhadap suhu. Misalnya kucing dengan warna seal point lebih tidak sensitif terhadap suhu dibanding dengan kucing chocolate point.

Ras-ras kucing yang dibentuk oleh kelompok gen C ini antara lain adalah:

  • Siamese
  • Burmese
  • Tonkinese
  • Himalayan
  • Ragdoll
  • Birman
  • Javanese
  • Balinese
  • Colourpoint shorthair

Tuesday, October 9, 2007

Are You A Cat Lover?


Sudah menjadi hal yang sering kita temui bahwa bagi mereka yang memelihara atau menyayangi kucing selalu menyebut dirinya cat lover, banyak juga organisasi yang berhubungan dengan kucing lalu ikut juga menggunakan istilah2 Cat Lover. Sebenarnya apakah semua pemilik kucing ataupun mereka yang membiakkan kucing dengan alasan apapun pantas disebut sebagai cat lover? Dari sudut pandang manakah kita bisa menilai diri kita sendiri setinggi itu?

Makna cinta, apa lagi terhadap binatang adalah makna yang dalam. Hal ini disebabkan kucing sebagai "binatang" tidak bisa menuntut rasa cinta itu, bahkan disaat mereka disakitipun mereka tidak bisa protes. Tapi satu hal yang kadang tidak kita sadari bahwa cinta binatang terhadap manusia adalah setulus2nya cinta, karena mereka menyayangi manusia berdasarkan naluri sementara cinta manusia terhadap binatang mungkin masih tercemari dengan niatan-niatan lain.

Marilah kita coba bicara dengan nurani kita sendiri, apakah benar kita menyayangi mereka apa adanya sehingga kita mematutkan diri kita dalam jajaran cat lover? Mungkin pertanyaan-pertanyaan berikut bisa kita ajukan pada diri kita sendiri untuk bisa mengukur sebatas mana cinta kita:

  1. Apakah anda akan peduli dan punya keinginan untuk menolong kucing yang teraniaya dan terancam hidupnya? Apapun bentuk, jenis, dan keadaan kucing tersebut?
  2. Apakah kita sudah pernah memikirkan untuk membuang ego kita demi memikirkan kehidupan binatang peliharaan yang bergantung sama kita? Relakah anda mengalami kerugian finansial atau malah tidak berhitung material lagi dalam interaksi dengan mereka?
  3. Apakah perasaan dan hati anda terlibat dalam pergaulan sehari-hari dengan mereka? Rindukah anda bila berjauhan dengan teman-teman kecil anda?
  4. Di saat anda harus mencarikan orang yang bisa mengasuh dan merawat mereka, sudahkah anda menyeleksi dan memilih yang terbaik? Pedulikah anda dengan kondisi mereka di rumah barunya?

Apabila sebagian besar jawaban anda untuk pertanyaan-pertanyaan di atas adalah YA... Maka selamat, anda berhak mengaku diri anda sebagai The Real Cat Lover. Tapi kalau jawabannya adalah TIDAK, maka seharusnya anda malu mengaku-ngaku diri sebagai cat lover.

Friday, October 5, 2007

Rainbow Bridge - A tribute to our beloved friends


Just this side of heaven is a place called Rainbow Bridge.

When an animal dies that has been especially close to someone here, that pet goes to Rainbow Bridge. There are meadows and hills for all of our special friends so they can run and play together. There is plenty of food, water and sunshine, and our friends are warm and comfortable.

All the animals who had been ill and old are restored to health and vigor. Those who were hurt or maimed are made whole and strong again, just as we remember them in our dreams of days and times gone by. The animals are happy and content, except for one small thing; they each miss someone very special to them, who had to be left behind.

They all run and play together, but the day comes when one suddenly stops and looks into the distance. His bright eyes are intent. His eager body quivers. Suddenly he begins to run from the group, flying over the green grass, his legs carrying him faster and faster.
You have been spotted, and when you and your special friend finally meet, you cling together in joyous reunion, never to be parted again. The happy kisses rain upon your face; your hands again caress the beloved head, and you look once more into the trusting eyes of your pet, so long gone from your life but never absent from your heart.

Then you cross Rainbow Bridge together....

Author unknown...